Welcome to my blog, hope you enjoy reading
RSS

Wednesday, 6 April 2011

MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

Manusia dan kebudayaan memiliki hubungan yang erat satu sama lain, tidak dapat dilepaskan. Dalam kesempatan kali ini, akan dibahas mengenai hubungan antara manusia dengan kebudayaan lebih dalam lagi.

A.      MANUSIA

Manusia dapat dipandang dari berbagai macam segi. Dalam ilmu ekstakta, manusia sebagai kumpulan dari partikel-partikel atom yang membentuk jaringan-jaringan sistem yang dimiliki oleh manusia (ilmu kimia). Dalam ilmu sosial, manusia sebagai makhluk yang ingin memperoleh keuntungan atau memerhitungkan tiap kegiatan (ilmu ekonomi), dan lain-lain. Namun, apakah sebenarnya manusia itu?

Ada dua pandang acuan yang menjelaskan tentang unsur-unsur yang membangun manusia;

1)      Manusia terdiri dari 4 unsur yang saling terkait:

a)      Jasad             : badan kasar manusia,
b)      Hayat            : mengandung unsur hidup,
c)       Ruh               : bimbingan dan pimpinan Tuhan,
d)      Nafsu            : kesadaran tentang diri sendiri.

2)      Manusia sebagai satu kepribadian mengandung tiga unsur;

a)      Id                    : libido murni atau energi psikis yang menunjukkan ciri alami yang irrasional dan terkait dengan seks, yang secara instingtual menentukan proses-proses ketidaksadaran. Tidak berhubungan dengan lingkungan luar diri, namun terait dengan struktur lain kepribadian yang pada gilirannya menjadi mediator antara insting Id dengan dunia luar. Id diatur oleh prinsip kesenangan.

b)    Ego               : disebut sebagai kepribadian “eksekutif” karena peranannnya dalam menghubungkan energi Id ke dalam saluran sosial yang dapat dimengerti oleh orang lain. Ego diatur oleh prinsip realitas.

c)       Superego    : muncul kira-kira pada usia 5 tahun. Superego terbentuk dari lingkungan eksternal. Merupakan asimilasi dari pandangan-pandangan orang tua.

Kesemua unsur itu dapat digunakan sebagai alat analisa bagi tingkah laku manusia.

B.      HAKEKAT MANUSIA

a.       Makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh

Jika manusia meninggal, maka jiwa lepas dari tubuh dan kembali ke asalnya yaitu Tuhan, dan jiwa tidak mengalami kehancuran.

b.      Makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dngan makhluk lainnya

Perasaan rohani adalah perasaan luhur yang hanya terdapat pada manusia, misalnya:

1)      Perasaan intelektual
2)      Perasaan estetis
3)      Perasaan etis
4)      Perasaan diri
5)      Perasaan sosial
6)      Perasaan religius

c.       Makhluk biokultural, yaitu mahluk hayati yang budayawi

Sebagai makhluk hayati, manusia dapat dipelajari dari segi-segi anatomi, fisilogi, biokimia,  dan lain –lain. Sebagai makhluk budayawi manusia dapat dipelajari dari segi-segi kemasyarakatan, kekerabatan, psikologi sosial, dan lain-lain.

d.      Makhluk ciptaan Tuhan yang terkait dengan lingkungan (ekologi), mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya.

Hidup manusia mempunyai tiga taraf yaitu estetis, etis, dan religius. Dengan kehidupan estetis, manusia mampu menangkap sekitarnya sebagai dunia mengagumkan dan mengungkapkan dalam karya pada lukisan, nyanyian yang indah. Dengan etis, keputusan bebas dan dipertanggungjawabkan. Dan dengan religius, manusia menghayati pertemuannya dengan Tuhan.

C.      KEPRIBADIAN BANGSA TIMUR

Francis L.K Hsu, sarjana Amerika keturunan Cina yang mengombinasikan dalam dirinya keahlian di dalam ilmu antropologi, ilmu psikologi, ilmu filsafat dan kesusastraan cina klasik. Karya tulisnya berjudul Psychological Homeostatis Cina Klasik.

Hsu telah mengembangkan suatu konsepsi, bahwa dalam jiwa manusia sebagai mahkluk sosial budaya itu mengandung delapan daerah yang seolah-olah seperti lingkaran konsentris sekitar diri pribadi.

Nomor 7 dan nomor 6 disbut daerah tak sadar dan sub sadar. Individu yang bersangkutan sudah lupa akan unsur-unsur pikiran dan gagasan tersebut, tetapi dalam keadaan tertentu unsur-unsur itu bisa meledak keluar lagi dan mengganggu kebiasaan hidup sehari-harinya.

Nomor 5 disebut keasaran yang tak dinyatakan. Gagasan-gagasan yang disadari oleh di individu yang bersangkutan, tetapi disimpannya saja di dalam alam jiwanya sendiri. Hal itu disebabkan ada kemungkinan, bahwa:

a)      Ia takut salah atau ia punya maksud jahat,
b)      Sungkan mengatakannya,
c)       Malu karena takut ditertawakan,
d)      Tidak bisa menemukan kata-kata yang cocok.

Nomor 4 disebut kesadaran yang dinyatakan. Mengandung pikiran-pikiran, gagasa-gagasan, dan perasaan-perasaan yang dapat dinyataan secara terbuka oleh siindibidu kepada sesamanya.

Nomor 3 disebut lingkaran hubungan karib, mengndung konsepsi tentang orang-orang, bnatang-binatang, atau benda-benda yang oleh si individu diajak bergaul secara mesra dan karib, biasa dipakai sebagai tempat berlindung dan tempat mencurahkan isi hati.

Nomor 2 disebut lingkungan hubungan berguna, tidak lagi ditandai oleh sikap sayang dan mesra, melainkan ditentukan oleh fungsi kegunaan dari orang, binatag, atau benda-benda itu bagi dirinya.

Nomor 1 disebut lingkaran hubungan jauh, terdiri dari pikiran dan sikap dalam alam jiwa manusia tentang manusia, benda-benda, alat-alat, pengetahuan, dan adat yang ada dalam kebudayaan dan masyaraat sndiri, tetapi yang jarang sekali mempunya arti dna pengaruh langsung terhadap kehidupan sehari-hari.

Nomor 0 disebut lingkungan dunia luar, terdiri dari pikiran-pikiran dan anggapa-anggapan tentang orang dan hal ang terletak di luar masyarakat dan negara indonesia, dan ditanggapi oleh individu bersangkutan dengan sikap masa bodoh.

Menurut Francis L.K Hsu dalam kebudayaan Cina, yaitu; Manusia yang berjiwa selaras, manusia yang berkepribadian.



    D.     PENGERTIAN KEBUDAYAAN

             Dua orang antropologi terkemuka, yaitu, Melville J.Herkovits dan Bronislaw Malinowski
             mengemukaan bahwa Cultural Determinism berarti segala sesuatu yang terdapat di dalam
             masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang diiliki masyarakat itu.

             Kebudayaan mencakup segala aspek kehidupan manusia, baik yang sifatnya material, seperti
             peralatan” kerja dan tekhnolohi, maupun yang nonmaterial, seperti nilai kehidupan dan seni-seni
             tertentu.

             E.B. Tylor (1871) mendefinisikan kebudayaan: kompleks yang mencakup pengetahuan
             kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat , dan emampuan” lain serta kebiasaan-
             kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
  
            Selo Sumarjan dan Soelaeman Soemardi merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil
            karya, rasa, dan cipta masyarakat.

Sutan Takdir Alisyabana mengatakan bahwa kebudayaan adalah menufestasi dari cara berpikir.

Koentjaraningrat mengatakan bahwa kebudayaan; berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar beserta keseluruhan dari hasil budi pekertinya.

A.L Krober dan C. Kluckhon mengatakan bahwa kebudayaan adalah menufestasi atau penjelmaan karja jiwa manusia dalam arti seluas-luasnya.

C.A. Van Peursen mengatakan bahwa dewasa ini kebudayaan diartikan sebagai manifestasi kehidupan setiap orang, dan kehidupan setiap kelompok orang=orang, berlainan dengan hewan-hewan, maka manusia tidak hidup begitu saja ditengah alam, melainkan selalu mengubah alam.

Kroeber dan Klukhon mengatakan bahwa kebudayaan terdiri atas berbagai pola, bertingkah laku mantap, pikiran, perasaan, dan reaksi yang diperoleh dan terutama diturunkan oleh simbol-simbol yang menyusun pencapaiannya secara tersendiri dari kelompok-kelompok manusia, termasuk didalamnya perwujudan benda-benda materi, pusar esensi kebudayaan terdiri atas tradisi dan cita-cita atau paham, dan terutama keterkaitannya terhadap nilai-nilai.

Secara praktis bahwa kebudayaan merupakan sistem nilai dan gagasan utama(Vital).

Sistem nilai dan gagasan utama terwujud dalam tiga sistem kebudayaan secara terperinci yaitu sistem ideologi, sistem sosial, dan sistem teknologi.

Sistem ideoogi                  : etika, norma, adat istiadat, peraturan hukum yang berfungsi sebagai pengarah untuk sistem sosial dan berupa interpretasi operasiona dari sistem nilai dan gagasan utama yang berlaku dalam masyarakat.

Sistem sosial                      : hubungan dan kegiatan sosial di dalam masyarakat.

Sistem tekhnologi            : segala perhatian serta penggunaannya.

E.      UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN

Melville J. Herkovits mengatakan bahwa ada 4 unsur kebudayaan, yaitu, alat-alat tekhnologi, sistem ekonomi, keluarga, dan kekuatan politik. Sedangkan Bronislaw Malinowski mengatakan bahwa unsur-unsur itu teriri dari sistem norma, organisasi ekonomi, alat-alat, atau lembaga ataupun petugas pendidikan, dan organisasi kekuatan.

C. Kluckhohn di dalam karyanya berjudul Universal Categories of Culture mengatakan bahwa ada 7 unsur kebudayaan universal yaitu:

1.       Sistem religi(sistem kepercayaan)

Manusia sebagai homo religieus. Manusia tanggap bahwa di atas kekuatan dirinya terdapat kekuatan lain yang maha besar. Karena itu manusia takut, sehingga menyembahnya dan lahirlah kepercayaan yang sekarang menjadi agama.

2.       Sistem organisasi kemasyarakatan.

Manusia sebagai homo socius. Manusia bekerja sama untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya, karena menyadari mereka lemah namun memiliki akal.

3.       Sistem pengetahuan

Manusia sebagai homo sapiens. Kemampuan manusia untuk mengingat-ingat apa yang telah diketahui kemudian menyampaikannya kepada orang lain melalui bahasa, menyebabkan pengetahuan menyebar luas.

4.       Sistem mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi

Manusia sebagai homo economicus.

5.       Sistem tekhnologi dan peralatan

Manusia sebagai homo faber. Manusia dapat membuat dan memergunakan alat. Degan alat-alat ciptaannya itulah manusia dapat lebih mampu mencukupi kebutuhannya daripada binantang.

6.       Bahasa

Manusia sebagai homo longuens. Mulanya diwujudkan dalam bentuk tanda yang kemudian disempurnakan dalam bentuk bahasa lisan, lalu menjadi bentuk tulisan.

7.       Kesenian

Manusia sebagai homo aesteticus. Manusia memenuhi kebutuhan psikisnya dengan media kesenian, seperti melihat pemandangan yang indah atau mendengarkan suara-suara merdu.

Masalah lain yang juga penting tentang kebudayan adala wujudnya. Kebudayaan daat dibedakan dalam dua bentuk wujudnya. Pertama, kebudayaan bendaniah dengan ciri dapat dirasa saja, kedua, kebudayaan rihaniah dengan ciri dapat dirasa saja.

F.      WUJUD KEBUDAYAAN

Kebudayaan mempunya 3 wujud dari dimensi wujudnya:
1.       Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia :

Wujud ini disebut sistem budaya, sifatnya abstrak, tidak dapat dilihat, dan berpusat pada kepala-kepala manusia yang menganutnya, atau dengan perktaan lain, dalam alam pikiran warga masyarakat dimana kebudayaan bersangkutan hidup.

2.       Kompleks aktivitas:

Berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi, bersifat kongkret, dapat diamati atau diobservasi.

3.       Wujud sebagai benda :

Aktivitas manusia yang saling berinteraksi tidak lepas dari berbagai penggunaan eralatan sebagai hasil karya manusia untuk mencapai tujuannya.

Ketiga wujud dari kebudayaan tadi, dalam kenyataan kehidupan masyarakat tak terpisah satu sama lain.

G.      ORIENTASI NILAI BUDAYA

Menurut C.Kluckhohn dalam karyanya Variations in Value Orientation (1961), sistem nilai budaya secara universal mencakup 5 masalah pokok kehidupan manusia:

1.       Hakekat hidup manusia (MH)

Hakekat hidup untuk setiap kebudayaan berbeda secara ekstrem

2.       Hakekat karya manusia (MK)

Setiap kebudayaan, hakekatnya berbeda-beda. Ada yang beranggapan bahwa karya bertujuan untuk hidup, dll.

3.       Hakekat waktu manusia (WM)

Hakekat waktu untuk kebudayaan berbeda, ada yang berpandangan mementingkan orientasi masa lampau, ada yang masa depan.

4.       Hakekat alam manusia (MA)

Ada kebudayaan yang beranggapan bahwa manusia harus mengeksploitasi alam, ada juga yang harus harmonis.

5.       Hakekat hubungan manusia (MN)

Ada yang mementingkan hubungan manusia dengan manusia, baik secara horizontal (sesama) atau vertikal (orientasi tokoh-tokoh).

H.       PERUBAHAN KEBUDAYAAN

Gerak kebudayaan sebenarnya adalah gerak manusia yang hidup dalam masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan tadi.

Terjadinya gerak ini disebabkan oleh beberapa hal:

1.       Berasal dari masyarakat dan kebudayaan sendiri.
2.       Berasal dari perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup.

Perubahan sosial dan perubahan kebudayaan berbeda. Perubahan sosial adalah segala erubahan pada lembaga-lembaha kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk didalamnya nilai-nilai, sikap-sikap, dan pola-pola prilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.

Sedangkan perubahan kebudayaan terjadi apabila suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur suatu kebudayaan asing.

Perubahan kebudayaan adalah perubahan yang terjadi dalam sistem ide yang dimilki bersama oleh para warga masyarakat yang bersangkutan.

Proses alkulturasi di dalam sejarah kebudayaan terjadi dalam masa-masa silam.
Beberapa masalah yang menyangkut proses:

a)      Unsur-unsur kebudayaan asing manakah yang mudah diterima,
b)      Unsur-unsur kebudayaan asing manakah yang sulit diterima,
c)       Individu-individu manakah yang cepat menerima unsur-unsur yang baru,
d)      Ketegangan-ketegangan apakah yang timbul sebagai akibat akulturasi tersebut.

1.       Pada umumnya, unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima adalah:

a.       Unsur kebudayaan kebendaan seperti peralatan yang terutama mudah dipakai.
b.      Unsur-unsur yang terbukti membawa manfaat besar.
c.       Unsur-unsur yang dengan mudah disesuaikan dengan keadaan masyarakat yang menerima unsur-unsur tersebut.

2.       Kebudayaan asing yang sulit diterima:

a.       Unsur-unsur yang menyangkut sistem kepercayaan seperti ideologi,
b.      Unsur-unsur yang dipelajari ada taraf pertama proses sosialisasi.

3.       Pada umumnya generasi muda dianggap sebagai individu-individu yang cepat menerima unsur-unsur kebudayaan asing yang masuk melalui proses akulturasi. Sebaliknya, generasi tua, dianggap sebagai orang-orang kolot yang sukar menerima unsur baru.

4.       Suatu masyarakat yang terkena proses akulturasi, selalu ada kelompok-kelompok individu yang sukar sekali atau bahkan tak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi.

Berbagai faktor yang memengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan baru:

1.       Terbatasnya masyarakat memiliki hubungan.
2.       Jika pandangan hidup dna nilai-nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai-nilai agama, dan terjalin kuat dalam suatu pranata yang ada.
3.       Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan baru.
4.       Suatu unsur kebudayaan diterimaj jika sebelumnya sudah ada unsu-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru tersebut.
5.       Apabila unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas.

I.       KAITAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

Manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia.

Dari sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan anatara manusia dengan masyarakat dinyaakan sebagai dialektis, maksudnya saling terkait satu sama lain. Proses dialektis ini tercipta melkui tiga tahap, yaitu:

1.      Eksternalisasi            : proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya.

2.       Obyektivasi                : proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif.

3.       Internalisasi                : proses dimana masyarakat diserkgap kembali oleh manusia.

Apabila manusia melupakan bahwa masyarakat adalah ciptaan manusia, dia akan menjadi terasing atau teralinasi (Berger, dalam terjemahan M. Sastrapratedja, 1991, hal : XV).

0 comments:

Post a Comment