PENDAHULUAN
Mendengar kalimat kompas si surat kabar, kalian pasti tidak asing lagi kan? Yup, surat kabar yang satu ini termasuk dalam salah satu kelompok perusahaan yang dimiliki oleh Kompas Gramedia. Saat ini saya ingin membahas ini karena kelihatannya si surat kabar ini punya sejarah yang lebih panjang daripada si surat kabar-surat kabar yang lain. Belum lagi surat kabar ini ada dimana-mana, mudah dicari lebih tepatnya.
Isi kontens yang ada di dalamnya juga menarik, mulai dari berita harian(seperti kecelakaan, perampokan, dll), pemerintahan, berita internasional, sampai dengan berita olahraga, edukasi, bisnis, dan lain lain. Pokoknya puas deh!
Dan yang bikin WAH lagi nih, gak cuma surat kabar cetak yang mereka punya, digital bahkan chanel tv pun juga ada!
Nah, daripada banyak cincong di sini, mending kita langsung ke TKP!
TEORI ORGANISASI UMUM
Harian kompas adalah nama surat kabar yang ada di Indonesia yang berkantor pusat di Jakarta. Kompas surat kabar termasuk dalam salah satu perusahaan yang dimiliki oleh Kelompok Kompas Gramedia. Agar memudahkan akses bagi pembaca di seluruh dunia, kini kompas juga menerbitkan edisi daring bernama Kompas Cyber Media, isinya pun tak kalah bagus dengan kompas harian biasa, dan pastinya berisi berita-berita yang ter-update, actual, dan dapat dipercaya! (ngiklan nih)
Harian kompas berasal dari ide awal yang dating dari Jendral Ahmad Yani, yang kemudian mengutarakan keinginannya kepada Frans Seda untuk menerbitkan surat kabar yang berimbang, kredibel, dan independen. Frans Seda kemudian mengemukakan keinginannya kepada kedua teman baiknya, yakni P.K. Ojong (1920-1980) dan Jakob Oetama. P.K. Ojong langsung menyetujui ide tersebut dan menjadikan Jakob Oetama menjadi editor chief pertamanya.
Awalnya harian ini diterbitkan dengan nama Bentara Rakyat. Atas usul Presiden Sukarno, namanya diubah menjadi Kompas, sebagai media pencari fakta dari segala penjuru.
Kompas mulai terbit pada tanggal 28 Juni 1965 berkantor di Jakarta Pusat dengan tiras 4.800 eksemplar. Sejak tahun 1969, Kompas merajai penjualan surat kabar secara nasional. Pada tahun 2004, tiras hariannya mencapai 530.000 eksemplar, khusus untuk edisi Minggunya bahkan mencapai 610.000 eksemplar. Pembaca koran ini mencapai 2,25 juta orang di seluruh Indonesia.
Seperti kebanyakan surat kabar yang lain, harian Kompas dibagi menjadi tiga halaman bagian, yaitu bagian depan yang memuat berita nasional dan internasional, bagian berita bisnis dan keuangan, serta bagian berita olahraga.
Namun kompas juga pernah lho mendapat larangan terbit pada tahun 1978, lebih tepatnya pada tanggan 21 januari 1978, dikarenakan pemberitaan pencalonan Soeharto sebagai presiden untuk ketiga kalinya dan demo tentang korupsi yang ramai, tidak hanya kompas, bahkan 6 harian lainnya (Sinar Harapan,Merdeka, Pelita, The Indonesian Times, Sinar Pagi, dan Pos Sore) dilarang terbit atas perintah Sudomo.
Kalau tahu berita kayak gitu rasanya gondok banget lah ya, pake dilarang-larang. Ehem, yasudalah, mari kita terima kenyataannya. Eh iya, belum selesai nih gan, masih lanjut kita. Mari berganti TKP!
PEMBAHASAN
Saat ini kompas menurut saya, punya 3 akses yang terjangkau agar bisa mendapatkan informasi dari harian kompas. Yakni melalui, kompas digital(e-paper atau kompas.com), kompas cetak harian, dan kompas tv. Antara satu dan yang lainnya tidak memiliki kesamaan, kecuali e-paper dengan kompas cetak.
KOMPAS DIGITAL
KOMPAS E-PAPER
Kompas e-paper adalah versi elektronik dari koran Kompas yang diluncurkan Kelompok Kompas Gramedia pada tanggal 1 Juli 2009. Inovasi ini sebenarnya telah ada dari tahun 2008 tetapi setelah melalui beberapa perbaikan Kompas e-paper ini baru dapat benar-benar diakses. Kompas e-paper ini tidak sama dengan Kompas.com. Apabila pada Kompas.com, informasi-informasi yang diberikan berbeda dengan Kompas cetak maka Kompas e-paper memiliki berita yang sama dengan Kompas cetak akan tetapi e-paper berbentuk digital. Sampai sebelum tanggal 1 Mei 2011 Kompas e-paper tidak memungut biaya, namun membutuhkan plugin tambahan, yaitu Microsoft Silverlight yang wajib dipasang terlebih dahulu.
Namun, mulai 1 Mei 2011, untuk mengakses digital.kompas.com harus melakukan pembayaran terlebih dahulu, Kompas digital termasuk Kompas Cetak dan E-paper.
KOMPAS CETAK
Kompas cetak adalah koran digital Kompas versi elektronik. Kompas cetak tidak membutuhkan plugin tambahan. Berita yang ada disini sama persis dengan yang ada pada versi cetak (non-elektronik) namun kadang ada berita yang tidak ditambahkan di sini. Iklan yang ada pada versi cetak (non-elektronik) pun ditiadakan disini. Mulai tanggal 1 Juli 2010 Harian Kompas edisi cetak di Kompas.com seluruhnya berganti menjadi edisi e-Paper Harian Kompas. Pada Agustus 2010, Kompas Cetak kembali lagi dengan desain baru.
KOMPAS TV
Kompas tv adalah chanel tv kompas yang baru-baru ini di luncurkan pada tanggal 9 September 2011. Kompas tv merupakan tv gratis yang dapat dilihat melalui layanan live streaming yang dapat diakses menggunakan iPad, iPhone, iPod, melalui alamat http://kom.ps/tv.
Peluncuran Kompas TV dilakukan di Plenary Hall, Balai Sidang Jakarta dengan acara berjudul Simfoni Semesta Raya. Acara tersebut berlangsung dari jam 07.30 malam sampai dengan 11.00 malam.
Berbeda dengan stasiun tv yang menghadirkan acara sinetron dan gosip selebriti yang tidak mendidik, kompas tv justru tidak menghadirkan acara-acara seperti itu. Bahkan meng-blacklist beberapa artis yang katanya kurang mencerminkan ke-Indonesia-an. Benar-benar stasiun tv yang hebat.
Sama seperti harian kompasnya, kompas tv pun berisi berita-berita nasional sampai dengan internasional, untuk stasiun tv, mari berharap saja, semoga stasiun tv ini tidak bingung hanya karena mementingkan kepopuleran semata. Amin. Ganbatte Kompas-san!
Cukup sekian pembahasan saya mengenai Kompas si surat kabar ini. Semoga bermanfaat untuk kita. Ja-ne!
0 comments:
Post a Comment