Moshi-moshi Minna-san,
Dalam postingan kali ini, saya akan membahas tentang sejarah dari Yuki Onna. Buat yang suka Japun", pasti gak asing lagi sama hantu ini 'kan? :D nah buat yang belum tau Yuki Onna itu apa, atau siapa, di sini saya akan coba untuk menjabarkannya.
Yuki Onna (雪女 , wanita salju) adalah hantu atau Youkai yang terdapat pada legenda di jepang. Yuki Onna sering kali diilustrasikan sebagai wanita yang tinggi, berkulit putih salju, berambut panjang hitam terurai, bibir yang merah, dan kecantikan yang melebihi manusia, ia pun hanya muncul pada badai salju.
Namun terkadang ia juga diilustrasikan sebagai sesosok wanita telanjang, hanya wajah dan rambutnyalah yang terlihat di badai bersalju. Beberapa pendapat mengatakan bahwa ia tidak memiliki kaki (sama seperti hantu-hantu yang lainnya) namun, ada juga yang mengatakan ia memilikinya.
Yuki Onna dapat berubah menjadi embun-embun salju atau salju jika dirinya sedang terancam. Ia pun memiliki tatapan mata yang membuat manusia takut dengannya.
Terdapat banyak kisah tentang Yuki Onna, awal mula Yuki Onna dibuat sebagai youkai yang haus akan membunuh orang jika dalam keadaan badai salju tanpa pandang bulu, siapapun yang bertemu dengannya pasti ia bunuh dengan cara meniupkan hembusan nafasnya, ia bisa membekukan seseorang. Namun, legenda yang lain juga menceritakan ia menggendong seorang anak kecil, dan jika seseorang ada yang mengusik anaknya itu, maka ia akan dibunuh.
Yuki Onna dalam komik dan anime juga sering kali terlihat bahwa jika ia menemukan kekasih hatinya, ia akan membawanya ke gunung pemujaannya dan membekukan kekasihnya untuk dijadikan persembahan di sana. Tetapi, kisah yang paling populer tentang Yuki Onna adalah kisah dari Lafcadio Hearn.
Kisah bermula dari dua orang lelaki penebang kayu, Minokichi dan Mosaku. Mosaku lelaki yang telah berumur/lanjut usia, sedangkan Minokichi, murid dari Mosaku, adalah seorang pemuda yang tampan. Mereka berdua hidup di Provinsi Musashi(terletak di antara Tokyo dan Saitama).
Setiap pagi mereka pergi ke sebuah hutan yang berjarak 5 mil dari desa mereka. Desa mereka dan hutan tersebut dipisahkan oleh sebuah sungai beraliran deras, tak ada jembatan yang dapat menyeberangi sungai tersebut (apalagi berenang DX), maka dari itu dibutuhkan perahu kecil (kalo di sini namanya getek XD) yang di ayuh oleh seorang pengayuh.
Suatu hari, dimana saat itu sedang musim dingin dan mulai turun badai salju. Minokichi dan Mosaku selesai dari memotong kayu di hutan tersebut dan berniat untuk pulang ke desa. Namun, ketika mereka sampai di tepi sungai, pengayuh dan perahu yang biasa mereka tumpangi tidak ada di sana, mereka berpikir kalau pengayuh itu pulang karena cuaca yang dingin. Oleh karena itu mereka berdua memutuskan untuk menginap semalam di sebuah pendopo kecil di hutan tersebut.
Pendopo itu terdiri dari sebuah ruangan tanpa jendela dengan dua buah tatami. Segera mereka langsung memasuki pendopo itu, menutup pintu, dan beristirahat. Mosaku terlihat sangat kelelahan, langsung tertidur dengan lelap, sedangkan Minokichi sulit untuk tidur karena badai salju yang begitu deras, membuat ruangan semakin dingin, dan aliran deras sungai yang berisik semakin membuatnya tidak bisa tidur. Namun, lama-kelamaan setelah ia paksa memejamkan mata, ia pun tertidur.
Beberapa saat setelah Minokichi tertidur, tiba-tiba ia terbangun karena merasa ada butiran-butiran salju mengenai pipinya, dan ketika ia sadar. Ia melihat seorang wanita cantik yang putih seperti salju dan memancarkan cahaya putih ada di dalam pondok tersebut, sedang menatap Mosaku dan membungkukkan badannya, kemudian meniupkan nafasnya yang dingin menyerupai asap putih ke arah Mosaku.
Melihat keadaan itu Minokichi pun ketakutan, ia ingin menjerit namun tidak bisa. Seketika itulah wanita itu beradu pandang dengan Minokichi.
Wanita misterius itu mendekatinya, Minokichi saat itu merasa bahwa wanita yang saat ini ada dihadapannya adalah seorang wanita yang cantik, walau tatapan matanya membuat ia tidak bisa berbuat apa-apa.
"Sebenarnya aku ingin sekali membunuhmu, seperti aku membunuh lelaki tua itu. Namun, aku tidak akan melakukannya karena kau masih muda dan begitu tampan. Tetapi dengan satu syarat; jangan pernah menceritakan kejadian ini pada siapapun, jika kau melanggarnya, maka saat itu aku akan muncul dihadapanmu dan membunuhmu."
Seusai mengatakan itu pada Minokichi, wanita itu pun pergi meninggalkannya. Merasa tidak percaya dengan apa yang terjadi, Minokichi segera bangun dari duduknya dan melihat keluar pendopo, tetapi hasilnya nihil, ia tak menemukan siapapun dan apapun.
Kemudian ia mencoba untuk menyentuh wajah Mosaku, lalu tersadar bahwa Mosaku membeku dan telah tiada. Menyadari hal itu, Minokichi pun pingsan tepat di samping mayat Mosaku.
Ketika fajar menyingsing, datang pengayuh ke hutan untuk menjemput Minokichi dan Mosaku. Ia menemukan mereka berdua dengan keadaan Minokichi yang pingsan dan Mosaku yang telah meninggal. Kemudian, ia menyeberangkan mereka berdua, mengubur jenazah Mosaku, dan mengantar Minokichi pulang ke rumahnya.
Beberapa tahun kemudian saat musim dingin, seusai memotong kayu dari hutan dan menuju perjalanan pulang melalui jalan setapak di hutan. Minokichi berpapasan dengan gadis yang sangat cantik dan berkulit putih indah melewati jalan yang sama.
Minokichi pun menyapa gadis tersebut dan gadis tersebut balik menyapanya dengan suara yang menurut Minokichi amat sangat merdu. Mereka pun mulai jalan bersama dan bercakap-cakap. Gadis itu bercerita bahwa ia bernama O-Yuki, ia kehilangan kedua orang tuanya dan untuk menyambung hidupnya, ia berencana pergi ke Yedo (Edo atau Tokyo) untuk mencari kerabat agar dapat mencarikannya pekerjaan sebagai pelayan.
Entah kenapa, lama kelamaan Minokichi merasa bahwa O-Yuki terlihat semakin cantik dan ia mulai merasa suka pada gadis itu. Ia pun memberanikan diri untuk bertanya pada O-Yuki apakah ia memiliki kekasih atau tidak. O-Yuki menjawab ia belum mempunyai kekasih, begitupun sebaliknya. Setelah itu kedua orang ini pun tidak melanjutkan pembicaraannya sampai mereka berada di desa tempat tinggal Minokichi. Perasaan suka antara keduanya pun mulai tumbuh, dan Minokichi mengundang O-Yuki untuk singgah sementara ke rumahnya.
O-Yuki ternyata bukan hanya gadis yang cantik, ia pun memiliki kelakuan yang baik. Tidak butuh waktu yang lama bagi ibu Minokichi untuk suka terhadapnya, sampai-sampai ia membujuk O-Yuki untuk menunda kepergiannya ke Yedo.
Akhirnya O-Yuki pun menetap di desa itu dan tinggal bersama Minokichi dan Ibunya, sebagai Istri dan menantu.
Lima tahun kemudian, Ibu Minokichi meninggal. O-Yuki tetap tinggal bersama dengan Minokichi dan melahirkan 10 orang anak lelaki dan perempuan. Semua anaknya tampan dan cantik, juga memiliki kulit putih seindah ibunya. Banyak penduduk desa mengagumi O-Yuki. Kebanyakan para wanita akan tampak tua setelah melahirkan anak. Namun tidak untuk O-Yuki. Ia tetap terlihat muda dan cantik sama, seperti saat ia pertama kali datang ke desa itu, walaupun ia telah melahirkan 10 orang anak.
Suatu malam, ketika anak-anak mereka sedang tertidur, O-Yuki sedang menjahit dibantu dengan cahaya dari lampu kertas. Minokichi yang sedang menatapnya tiba-tiba berkata, "Setiap kali aku melihatmu, aku selalu teringat akan kejadian ketika aku masih muda dulu. Saat itu aku bertemu dengan seorang wanita cantik dan seputih dirimu ..."
Tanpa menghentikan pekerjaannya, O-Yuki pun bertanya, "Ceritakanlah padaku, dimana kau bertemu dengannya?".
Minokichi pun menceritakan kejadian yang terjadi padanya dan Mosaku di pendopo hutan itu. "Entah itu sebuah mimpi atau bukan, saat itulah aku pernah melihat orang secantik dirimu. Tentu saja ia bukan manusia dan aku sangat takut padanya. Sampai sekarang pun aku tak yakin apakah itu sebuah mimpi atau ia memang benar-benar wanita salju.".
O-Yuki langsung melempar jahitannya, ia mendekati suaminya dan berseru, "Wanita itu adalah aku! Bukankah aku pernah mengatakan aku akan membunuhmu, jika kau menceritakan kejadian ini pada siapapun. Sekarang demi anak-anak kita...", suara O-Yuki semakin terlihat sedih, "..jagalah anak-anak kita, jika kau tidak melakukannya, ingatlah apa yang pernah ku katakan padamu . .".
Minokichi pun hanya bisa terdiam. O-Yuki pun mulai terlihat samar-samar dan lambat laun menjadi embun-embun salju yang pergi melewati cerobong asap. Sejak saat itu, tak pernah ada yang melihatnya lagi.
Segitu dulu aja ya Minna-san, semoga bermanfaat >w<d
Diceritakan kembali oleh saya dengan hasil penelusuran : http://www.google.co.id/
3 comments:
kren
makasih, dan makasih udah mau baca :))
Iya hahaha gue cuma iseng aja
buat tambah tulisan IBD dulu :D
Post a Comment