Welcome to my blog, hope you enjoy reading
RSS

Tuesday, 12 October 2010

Tugas ISD - Lanjutan Artikel Part 1

PEMBANGUNAN EKONOMI SEBAGAI MASALAH BUDAYA
Oleh: Juwono Sudarsono

Bagaimana membuat orang “terbebas” dari tradisi, namun tidak “tercabut” dari ikatan budaya seperti suku, agama, dan kedaerahan?

Indonesia hingga kini masih ramai memperdebatkan hubungan timbale balik antara kebudayaan dan pembangunan ekonomi. Perdebatan itu dibahas di kalangan pujangga Indonesia tahun 1930-an dan 1940.

Tradisi bertemu dengan modern dalam wacana “Modernisasi bukan Westernisasi” selama 1950-an hingga 1980-an yang dianut pakar antropologo dan sosiologi Asia, Afrika, dan Timur Tengah. Pemikiran menolak “pem-Baratan” dilakukan para pemikir neo-Marxis maupun Hindu, Buddha, dan Islamis di Afrika dan Asia.

Karena besaran dan kuatnya gelombang kekuatan ekonomi serta teknologi perusahaan Amerika dan Eropa, perdebatan beranjut menjadi “humanisasi Internasional” melawan “kapitalisme global”.

Apa sebab kebudayaan penting bagi kemajuan ekonomi?

Sejarah membuktikan, letak geopolitik yang strategis tidak menjamin sebuah bangsa memanfaatkan letak itu dengan sebaik-baiknya.

Mengapa bangsa yang letak geopolitiknya kurang strategis dan miskin SDA bisa memajukan dirinya di bidang ekonomi?

Mereka menggunakan budaya disiplin nasional untuk melalukan “lompatan katak” keluar dari wilayah sendiri.

Wajar bila timbul pertanyaan mengapa Negara kaya SDA dan mineral seperti Indonesia, selalu disebut sebagai bangsa yang “penuh janji” dan “potensial”, tetapi belum mencapai hasil yang diharapkan. Para pemimpin politik di Indonesia selama berpuluh tahun agaknya hanya “penuh dengan janji” dan lebih banyak “sial” daripada “poten”nya.

Seperti yang dikatakan Soekarno, “Negara kaya SDA” ke arah “Negara SDM” yang bercipta dan berkarya dalam medan internasional, yang ditandai persaingan ketat ilmu dan teknologi.

Sewajarnya perdebatan itu berlanjut pada era “globalisasi”, yang oleh Presiden Soekarno dulu disebut sebagai “taman sari internasionalisme”. Apakah bangsa Indonesia mampu menanam budaya nasional yang berakar kuat dan menuai dari peluang-peluang taman sari global kini dan di masa depan.


0 comments:

Post a Comment