Kata orang kalo makin tua, jam tidur kita makin sedikit. Di umur kayak gini(sekitar 20an), jam tidur malem biasanya maksimal 8 jam, menurut teori sih begitu, tapi gue justru lebih -_- kalo orang tidur 8 jam itu udah seger, gue justru 10 jam baru seger.
Padahal kayaknya gue gak ngelakuin hal yang terlalu berat deh dan dulu gue tidur 7 jam aja dah langsung bisa seger, langsung bangun pula. Sekarang, malah masih ngantuk ... dan kalo malemnya cuma tidur 6 atau 7 jam, siangnya langsung dibales waktu tidurnya nambah jadi 1,5 jam atau 2 jam .. heran gue ...
Trus sekarang gue bosen ngapa-ngapain ... gue pengen punya kuciiiingg aaaaaaaaaaa tapi gak dibolehin, nyebelin banget deh. Alasannya bulunya bikin geli, yaaa kan ada anggora yang bulunya gak terbang-terbang hiks ...
tapi kadang gue mikir juga sih, kalau pun gue punya nanti kasian kucingnya. Masalahnya nih rumah sering kosong(orangnya pada sibuk semua), tapi gue pengen punya kucing waaaaaaaaa. Punya hewan peliharaan macem kucing gitu bisa ngurangin jenuh ama bosen lho, beruntunglah kalian yang punya kucing atau hewan sejenisnya.
Yaudalah, gue nonton di youtube aja, ngiler-ngiler deh liatnya, buffer-buffering deh internetnya *mojok
ini gue bagi beberapa video yang gue tonton:
http://www.youtube.com/watch?v=IytNBm8WA1c
http://www.youtube.com/watch?v=8ZuCT4PmurY
http://www.youtube.com/watch?v=2_5tpLjUcrE&feature=related
http://www.youtube.com/watch?v=RxoZ-AZKpX8&feature=related
http://www.youtube.com/watch?v=TbiedguhyvM&feature=relmfu
http://www.youtube.com/watch?v=xdhLQCYQ-nQ&feature=relmfu
http://www.youtube.com/watch?v=V0Mn2EajgO8&feature=relmfu
Thursday, 24 May 2012
Sunday, 20 May 2012
Meng-edit gambar yang menggunakan pensil
Buat orang yang suka gambar pake pensil trus di-scan atau orang yang suka tulis-tulis pake pensil trus di-scan sebagian besar hasil pada kertasnya gak putih bersih alias yahh abu-abu gitu warnanya, kayak gambar ini;
Mungkin sebagian besar orang bilang gak risih, tapi bagi gue ini rada risih. Soalnya gambar di kertas aslinya gak kayak begitu. Nah, buat ngeditnya biar gambar atau tulisan keliatan bersih salah satunya bisa pake photoshop, kayaknya sih versi mana aja bisa deh, tapi kali ini gue pake yang CS 2. Trus buat software lain bisa pake photoscape, tapi gue gak ngerti pakenya gimana hohoho.
Oke, pertama-tama dibuka dulu file yang tadi baru lo scan, trus di-select all atau kalo keyboard bisa pake ctrl+A, hasilnya akan begini;
Kedua, pada pilihan menu pilih dan klik Image, pilih Adjustments, pilih dan klik Replace Color...
nanti akan muncul jendela berikut;
Lihat dibagian selection, pilih bentuk paku yang netral(gak ada + atau - nya) pada bagian antara Selection atau Image, pilih Selection. Lihat kursor pada komputer lo, dia akan berubah mengikuti bentuk paku yang lo pilih, kemudian klik ke sembarang tempat yang ingin dijadikan putih, misal background-nya.
Lalu pada bagian Lightness, digeser ke kanan sampai mentok, trus klik OK. Hasilnya akan menjadi berikut;
Buat yang gambarnya ketipisan, kayak di atas. Pilih dan klik Image, pilih Adjustments, pilih dan klik Brightness/Contrast...
Atur ketebalannya menggunakan Contrast dengan cara menggeser ke kanan untuk menebalkan dan ke kiri untuk menipiskan. Jika sudah klop klik OK.
Dan buat yang bosen dengan warna hitamnya, bisa di ganti dengan cara pilih Image, pilih Adjustments, pilih dan klik Gradien map ..., namun sebelum itu kalian harus men-cek pada bagian foreground color untuk memilih warna yang diinginkan.
Apabila warna yang dihasilkan kurang membuat puas atau tebal, klik pada warna di jendela Gradien map.
Untuk menebalkan warna, pada bagian pengatur warna ada 4 penggeser, geser yang bagian kiri bawah ke kanan. Bila sudah pas dengan yang diinginkan klik OK. Hasilnya;
Memang ada beberapa warna yang hilang dikarenakan ketipisan dan menyatu dengan warna dasar kertas karena di-scan, namun itu bisa diakali dengan lebih menebalkan arsiran saat menggambar.
Sekian posting-an kali ini, semoga bermanfaat :)
Labels:
Hobbies
Revolusi Menggambar
Tereret tereeettt setelah sekian lama gue gak ngisi nih blog. Akhirnya, keisi juga ... yahh walaupun seperti biasa, gak mutu-mutu amat hehehe.
Kali ini gue mau menampilkan hobi gue yang lain, yaitu gambar. Setelah sekian lama atau berbulan-bulan mungkin, gue gak gambar, tadi gue baru ngerasa ngebet lagi buat gambar, mumpung imajinasi sudah muncul kan sayang kalo dilepas. *padahalkeseringandilepasataudiundur-undur*
Gue nge-post gambarnya emang dikit sih, cuma sebagai perbandingan dari gambar gue yang hmm 3 bulan yang lalu mungkin? Dengan yang baru aja gue gambar. Dengan yang gue gambar sekitar 1,5 tahun yang lalu werr... biarpun kebanyakan cuma doodle-doodle semata. (silahkeun diklik untuk diperbesar)
Sebelah kiri itu gambar 3 bulan yang lalu, yang kanan gambar baru tadi. Btw itu niatnya gue mau gambar anak umur 10 tahun, tapi yang sebelah kiri kebongsoran dan baru tadi gue bisa bikin anak yang bener-bener keliatan 10 tahun. Walaupun anak umur 10 tahun sekarang pada bongsor-bongsor, tapi berhubung ini karakter dari jaman jadul, jadi yaa cocoknya cilik wae. Setelah gue liat-liat ini gambar kotor bener pinggir-pinggirnya, biarin deh lagi males sih.
Sebelah kiri itu gambar 3 bulan yang lalu, yang kanan gambar baru tadi. Nah ini swt, tadi kan niatnya emang pengen bikin dress yang kayak gambar kanan, ehem lapis-lapis gitu dan pake karakter yang sama, malah jadinya dewasa banget, jadi kayak tante-tante(?) yang penting dressnya tralalala
Kalo yang ini dua-duanya gambar 3 bulan yang lalu, buat yang kiri itu emang rada galau bikinnya, karakternya agak susah dideskripsikan, walaupun akhirnya nemu juga sih dan yang sebelah kanan ntuh beda karakter lagi, dan sama-sama galau pas bikinnya(bikin karakter cowok itu emang sering galaunya), dan buat yang sebelah kanan ada perbandingannya;
Beda bangeeeeeeeeeetttttttttt wkwkwk biasa karakter galau gini deh, tapi kayaknya gue lebih prefer yang warna biru aje, yang item kayaknya galak banget mukanya. Trus buat yang cewek tinta biru tadi, bandingannya ama 1, 5 tahun itu yaangg
Dan ini adalah yahh begitulah, ternyata sebegitu berbedanya ketika kau sering membaca berbagai macam komik dengan tidak terlalu sering membaca yang macam-macam *maksudnya itu-itu aja yang dibaca*. Kalo diliat-liat emang dulu gue gambar baju orang plain banget, mentok-mentok kaos ama celana doang Nyiahaha yahh males dan dulu gak gitu mikirin juga.
Btw gue sendirian di rumah, enaknya ngapain yaaa masa makan lagi? Abis males juga nonton tipi, apa tau yang bagus paling trans tv tapi nanti malah bergadang werr hmm hmmm ... dilema karena terlalu banyak pilihan dan kemungkinan.
Labels:
Hobbies
Friday, 11 May 2012
Konoha of The Deep Blue Tree
Real Title : Kon no Ki Konoha
Author : Sumomo Yumeka
Artist : Sumomo Yumeka
Translation from Manga by aku-tenshi
"Hanya di musim gugur, saat daun-daun yang telah mati berguguran, aku bisa bertemu
Aku mencintainya"
Konoha of The Deep Blue Tree
Itu membutuhkan banyak waktu untuk bisa sampai ke sana dari rumahku dengan menggunakan bis monorel ... di depannya terdapat sebuah gunung kecil.
Jika kamu adalah orang dewasa, akan membutuhkan waktu paling banyak setengah hari untuk bisa menyusuri seluruh gunung. Ayahku bilang itu adalah tempat yang berharga.
Hari itu ...
Ketika aku masih kecil, Ayahku membawaku untuk mengunjungi gunung itu.
"Akino, jangan pergi terlalu jauh!", perintahnya. "Ya, aku tahu!", jawabku.
Sambil berjalan-jalan di sekitar tempat yang letaknya tak jauh dari tempat Ayahku dan mengumpulkan batu-batu kecil untuk bermain-main. Tiba-tiba aku menemukan sebuah daun yang gugur, yang warnanya berbeda dari daun-daun di sekitarnya.
Aku pun memungutnya, "Biru tua ...", gumamku.
Ku angkat kepalaku untuk melihat pohon macam apa yang telah menggugurkan daun ini. Pohon itu, dari batang sampai dengan ujung daun-daunnya, merupakan sebuah pohon yang seluruhnya berwarna biru tua.
"Aneh sekali ...", kataku sambil tetap memerhatikan pohon tersebut.
Karena tak percaya, aku pun mendekati pohon tersebut dan memukul-mukul batang pohonnya, "Apa ini asli?"
Karena tak percaya, aku pun mendekati pohon tersebut dan memukul-mukul batang pohonnya, "Apa ini asli?"
"Itu menyakitkan.", kata suara di seberang.
Aku melihat, di balik pohon itu ada sesosok anak lelaki, ia memiliki rambut yang pendek seleher, namun berponi. Memakai baju lengan panjang, celana panjang, dan sepatu, yang keseluruhannya berwarna biru tua.
"Mengumpatlah", perintahnya sambil memperhatikan sesuatu di sebelah kirinya.
"Eh?", jawabku bingung.
"Cepat"
Walaupun masih bingung dengan maksudnya, aku pun menuruti perintahnya, mengumpat di balik semak-semak yang jaraknya tak jauh dari laki-laki itu. Tak lama kemudian dari balik semak-semak,
Datang seorang laki-laki tua, ia memiliki alis, jenggot dan rambut belah tengah yang panjang, juga memiliki hidung yang panjang. Jalannya bungkuk dan seluruh badannya berwarna coklat muda.
Sambil mengendus-endus mencari sesuatu, ia mendekati anak lelaki itu dan berkata, "Aku mencium bau anak manusia.", ia menatap anak lelaki itu, "Hei, Konoha, jika kau menyembunyikannya, berikan itu padaku.".
"Di sini tidak ada manusia, kau sudah pikun(dengan baunya). Kapan kau pergi?"
Laki-laki tua itu berbalik pergi dan berkata, "Karena aku akan menyesal jika aku mati, aku akan tetap tinggal sampai tahun depan."
Kaget dengan apa yang kulihat, aku pun berlari meninggalkan tempat itu dan menuju tempat ayahku.
"Ayah!"
Sambil terus menarik-narik baju Ayahku dan terlihat panik, "Ini mengerikan, Ayah! Aku menemukan sebuah pohon berwarna biru tua!". Ayahku berbalik dan menggenggam tanganku.
"Dan di dekatnya ada seorang lelaki berwarna biru tua dan ada seorang lelaki tua berwarna coklat muda!"
"Ahahaha kau ini bicara tentang apa?"
Melihat Ayahku yang tak percaya, aku pun merogoh sakuku untuk mengambil daun berwarna biru tua yang sebelumnya ku pungut, "Aku tidak berbohong! Aku punya daunnya!".
Ku genggam daun itu, namun tak sempat ku tunjukkan pada Ayahku, dari ujung daun itu, semakin lama daunnya semakin mengikis dan akhirnya menguap terbawa angin. Melihat keanehan itu, aku hanya terdiam.
"Ayo, pulang.", ajak Ayahku. Aku masih terdiam. "Ayolah.", ajaknya lagi.
Aku pun tersadar, "Ah ..". Kemudian berbalik melihat jalan yang ku telusuri sebelumnya menuju pohon berwarna biru tua itu. "Tapi aku tidak berbohong!", tegasku seraya mengejar langkah Ayahku.
"Tak apa. Aku tahu jalannya.", pikirku.
Keesokan harinya seusai pulang sekolah, aku mengunjungi gunung itu lagi sendirian. Tak lama lagi aku akan menemukan daun berwarna biru tua, jika aku beruntung aku juga bisa bertemu dengan anak laki-laki yang berambut biru tua.
"Aneh sekali, aku belum menemukannya ..", gumamku.
Hanya itulah yang kupikirkan.
Namun, jika aku lebih memerhatikan keadaan, aku pasti tersadar bahwa matahari sudah terbenam dan bulan sudah muncul.
Hutan di saat malam hari dengan hutan di saat siang hari sangat berbeda. Jalan menuju rumah pun menghilang dengan cepat. Sadar dengan itu, aku pun pasrah sambil duduk bersandar di bawah pohon. Kemudian terdengar suara langkah kaki.
Aku melihat ada kaki di depanku. Kemudian, menengadah untuk melihat siapa orang itu.
Dia adalah anak laki-laki dengan rambut berwarna biru tua yang kemarin bertemu denganku. "Jika kau mencari jalan keluar, berarti kau beruntung.", ia mulai berjalan, aku pun mengikutinya dari belakang.
Sepanjang jalan kami hanya diam. Namun, aku terus memerhatikannya, aku masih penasaran dengannya.
"SRAKK!", tiba-tiba muncul burung hutan dari balik dedaunan pohon. Karena refleks, aku pun memeluk laki-laki tersebut, tapi tidak bisa.
Walaupun tubuhnya terlihat nyata, ia tidak bisa kusentuh seolah-olah ia adalah hantu. Aku pun berhenti dan memeluk kedua tanganku, "Apakah Anda hantu, Tuan?", tanyaku.
To be continue ...
Sambil mengendus-endus mencari sesuatu, ia mendekati anak lelaki itu dan berkata, "Aku mencium bau anak manusia.", ia menatap anak lelaki itu, "Hei, Konoha, jika kau menyembunyikannya, berikan itu padaku.".
"Di sini tidak ada manusia, kau sudah pikun(dengan baunya). Kapan kau pergi?"
Laki-laki tua itu berbalik pergi dan berkata, "Karena aku akan menyesal jika aku mati, aku akan tetap tinggal sampai tahun depan."
Kaget dengan apa yang kulihat, aku pun berlari meninggalkan tempat itu dan menuju tempat ayahku.
"Ayah!"
Sambil terus menarik-narik baju Ayahku dan terlihat panik, "Ini mengerikan, Ayah! Aku menemukan sebuah pohon berwarna biru tua!". Ayahku berbalik dan menggenggam tanganku.
"Dan di dekatnya ada seorang lelaki berwarna biru tua dan ada seorang lelaki tua berwarna coklat muda!"
"Ahahaha kau ini bicara tentang apa?"
Melihat Ayahku yang tak percaya, aku pun merogoh sakuku untuk mengambil daun berwarna biru tua yang sebelumnya ku pungut, "Aku tidak berbohong! Aku punya daunnya!".
Ku genggam daun itu, namun tak sempat ku tunjukkan pada Ayahku, dari ujung daun itu, semakin lama daunnya semakin mengikis dan akhirnya menguap terbawa angin. Melihat keanehan itu, aku hanya terdiam.
"Ayo, pulang.", ajak Ayahku. Aku masih terdiam. "Ayolah.", ajaknya lagi.
Aku pun tersadar, "Ah ..". Kemudian berbalik melihat jalan yang ku telusuri sebelumnya menuju pohon berwarna biru tua itu. "Tapi aku tidak berbohong!", tegasku seraya mengejar langkah Ayahku.
"Tak apa. Aku tahu jalannya.", pikirku.
Keesokan harinya seusai pulang sekolah, aku mengunjungi gunung itu lagi sendirian. Tak lama lagi aku akan menemukan daun berwarna biru tua, jika aku beruntung aku juga bisa bertemu dengan anak laki-laki yang berambut biru tua.
"Aneh sekali, aku belum menemukannya ..", gumamku.
Hanya itulah yang kupikirkan.
Namun, jika aku lebih memerhatikan keadaan, aku pasti tersadar bahwa matahari sudah terbenam dan bulan sudah muncul.
Hutan di saat malam hari dengan hutan di saat siang hari sangat berbeda. Jalan menuju rumah pun menghilang dengan cepat. Sadar dengan itu, aku pun pasrah sambil duduk bersandar di bawah pohon. Kemudian terdengar suara langkah kaki.
Aku melihat ada kaki di depanku. Kemudian, menengadah untuk melihat siapa orang itu.
Dia adalah anak laki-laki dengan rambut berwarna biru tua yang kemarin bertemu denganku. "Jika kau mencari jalan keluar, berarti kau beruntung.", ia mulai berjalan, aku pun mengikutinya dari belakang.
Sepanjang jalan kami hanya diam. Namun, aku terus memerhatikannya, aku masih penasaran dengannya.
"SRAKK!", tiba-tiba muncul burung hutan dari balik dedaunan pohon. Karena refleks, aku pun memeluk laki-laki tersebut, tapi tidak bisa.
Walaupun tubuhnya terlihat nyata, ia tidak bisa kusentuh seolah-olah ia adalah hantu. Aku pun berhenti dan memeluk kedua tanganku, "Apakah Anda hantu, Tuan?", tanyaku.
To be continue ...
Labels:
Hobbies
DEAR DIARY, start loving myself ...
(Dari sini gue tekanin, buat yang gak niat baca; gak usah dibaca daripada jadinya misunderstanding)
"Mulai mencintai diri sendiri? Lah emang selama ini lo gak cinta diri lo sendiri?"
Itulah yang mungkin terpikirkan oleh orang-orang yang ada di sekitar gue. Sebenarnya, mungkin sekitar gue masuk SMA kali ya sampai dengan baru-baru ini, gue membenci diri gue sendiri. Bukan misal karena membenci diri sendiri trus jadi menyakiti diri sendiri, yah gue masih waras, man. Masih gak suka yang sakit-sakit. Jadi, maksud yang gue benci itu personality gue, yaitu tsundere. Sebelum gue cerita lebih lanjut, gue kasih dulu tsundere itu apa.
Btw nyari-nyari di google ternyata macamnya banyak banget ya, dari yang gue dapet gue itu masuknya ke:
Tsundere Ojou
Sifat tsundere yang muncul sebagai akibat latar belakang kehidupan dari karakter bersangkutan yang menerapkan gaya hidup superior. Karakter ini akan melibatkan sifat gengsi dan jual mahal yang memicu prilaku tsun-tsun. Pada kasus ini karakter yang bersangkutan akan mengondisikan dirinya sendiri untuk lebih sulit dijangkau... sekalipun sesungguhnya ia ingin didekati. Seringkali apa yang diutarakan atau diekspresikan berbeda dengan apa yang sebenarnya ada dalam perasaan karakter ini. (http://www.igniel.com/2009/09/derelogy-tsundere-dandere-yandere.html) -sebenarnya pengertiannya gak cuma segitu sih, tapi cukup segitu aja-
Daaaannn berdasarkan hidup gue dari kecil sampai sekarang, jarang ada yang tau tentang perasaan gue sebenarnya. Bahkan orangtua gue pun gak tau tentang ini, yang mereka tau gue tuh tukang ngomel yang isi omelannya berdasarkan egosentris belaka. Jangankan orangtua gue, orang-orang di dekat gue pun berpikir begitu. Padahal kan maksud gue buat kebaikan mereka juga.
Oke, seperti yang kalian liat dari pengertian di atas. Orang-orang dengan karakter seperti itu sulit untuk mengungkapkan perasaannya sendiri dan bila dipaksakan hasilnya akan seperti di atas, terjadinya misunderstanding.
Inilah yang gue benci dari diri gue sendiri, dulu sih sekarang udah enggak hoho
Gue juga bingung kenapa bisa punya personality kayak gitu ... mungkin karena waktu kecil yahh kehidupan superior dengan penambahan-penambahan lainnya, seperti waktu gue kecil sekitar umur 4-5 tahun, kan gue berantem ama orangtua gue(kecil-kecil dah bisa berantem), trus gue ngancem bakal pulang kampung (nb: rumah di bekasi, kampung di jogja. Mana bisaaaaa).
Kalo kebanyakan orangtua pasti bakal bilang, "Mana bisa, kamu kan masih kecil bla bla bla..". Orangtua gue mah enggak, didiemin aja. Trus gue dah bawa baju-baju yang dimasukin ke tas dan keluar dari rumah. dan baru sampe depan gang rumah, gue bingung mau kemana lagi, akhirnya jongkok di tengah jalan dan gak berapa lama kemudian Ayah gue dateng dan pura-pura gak liat gue trus gue nangis dan dibawa pulang ke rumah deh lalalala ~
Kata orangtua gue, paling jauh waktu itu gue jalan cuma sampe depan gang dan kejadian di atas gak cuma sekali, tapi berkali-kali. Berdasarkan percobaan kabur gue yang gak pernah berhasil dengan berkali-kali itu, yang berhasil itu pas gue ngancem mau tinggal ama tetangga gue, nah itu baru deh dilarang gue. Biasanya kalo dilarang dan disuruh balik ke rumah, gue langsung jual mahal gituu deh, trus menerapkan macem-macem syarat(masih kecil aja udah kayak begitu).
Trus dulu kan waktu gue kecil, tetangga-tetangga pada suka provokator ya. Contoh yang paling sering tuh, "Dewanti kan gak disayang ama Ayah dan Ibu.". Parah emang tuh tetangga, emang dari gue kecil tuh orangtua gue dua-duanya kerja, jadi suka dititipin tetangga. Nah pas itu, gue sering bilang kalo Ayah dan Ibu gak sayang ama gue, dan jawaban mereka, "Kalo Ayah dan Ibu gak sayang kamu, mana mungkin bla bla bla ...".
Sebenarnya dari hasil baca-baca gue tentang psikologi jawaban kayak gitu tuh gak boleh harusnya cukup bilang, "Ayah dan Ibu sayang kamu.". Kalo jawabannya kayak yang bla bla itu, si anak biasanya jadi gak tau sebenarnya orangtuanya itu sayang apa enggak ama dia dan akhirnya ya kayak gue ini, sulit untuk mengungkapkan perasaannya sendiri. Kalo ditanya sayang apa enggak, jawaban gue rata-rata ngeles walaupun sebenarnya gue sayang sih, cuma yaaa pride, man, prideeeee.
Nah, karena watak-watak yang kayak gitu, waktu gue SMA pernah ada yang protes tentang watak gue ini, dibilang gue cueklah, gak merhatiin dialah, apalah itu. Mulai dari situ, gue mencoba mengubah diri gue sendiri, udah maksimal nih, masih ajaaa dibilang cuek.
Maaf-maaf saja ya, gue bukan tipe orang yang suka bilang "I Love You" berkali-kali dengan kata-kata dan lebih suka bilang "I Love You" berkali-kali dengan prilaku-prilaku. Karena bagi gue, melakukan sesuatu untuk orang yang disayangi lebih mudah ketimbang berkata-kata pada orang yang disayangi. Apalagi kalo orang yang mengkritik watak gue adalah orang yang gak dekat dengan gue. Gak tau tentang gue, tapi berani kritik. Kayak dia lebih baik dari gue deh, introspeksi diri jauh lebih baik daripada mengkritik orang lain.
"Eh, kok lo kayaknya gak suka dikritik gitu ya?".
Iya, emang gue gak suka dikritik. Ini salah satu watak gue, yang namanya watak kan gak bisa diubah ya, tapi karena dulu pernah ada yang ngomong begitu ke gue, dan dia adalah orang pertama yang bilang itu ke gue. Akhirnya gue coba melakukan revolusi terhadap personality gue secara besar-besaran. Hasilnya? Memunculkan personality yang baru, yang jauh lebih lemah dari personality asli gue.
Namun, karena personality asli tuh bawaan alias gak bisa diubah. Di sini terjadi "pertentangan" dari diri gue, selalu muncul pertanyaan, "Kenapa personality yang ini gak ilang aja sih? Kenapa masih begini? dll dsb" dan dari situ muncul istilah, benci terhadap diri sendiri. Padahal, kalo gue pikir-pikir lagi sekarang, personality gue yang asli tuh lebih tegas dan berani, juga selama ini kalo gue lagi nge-down yang bikin gue semangat lagi? Personality asli gue dengan sikap yang *jujur* angkuh, pede selangit, dan gak mau kalah(walaupun gue tau ketiga sifat ini gak boleh ada di diri manusia).
Biarpun sulit untuk mengungkapkan perasaan sendiri dengan kata-kata. Toh, nobody's perfect.
Jadi intinya, mulai sekarang kalo emang ada yang gak suka dengan personality asli gue termasuk bawel atau kasarnya gue, yaudah mending jauh-jauh deh atau bisa dideket gue, tapi paling gak gue anggep deket, sedangkan yang bisa terima personality gue yang ini, yaudah gakpapa.
Oke, sekian diary sekarang, walaupun pasti masih pada bingung dengan personality yang baru tuh kayak apa. Gue udahin aja deh yaaa ...
Labels:
Diary
Tuesday, 8 May 2012
Cerita
Silahkan klik judul yang ada untuk menuju cerita tersebut:
Legenda
Yuki Onna
Konversi
Konoha of The Deep Blue Tree
Cerita buatan gue
Ongoing:
The Story of Lee Wang Xuemin
Complete:
Between Ashley and Lacia
Legenda
Yuki Onna
Konversi
Konoha of The Deep Blue Tree
Cerita buatan gue
Ongoing:
The Story of Lee Wang Xuemin
Complete:
Between Ashley and Lacia
Labels:
Cerita
Monday, 7 May 2012
THE STORY OF LEE WANG XUEMIN/PART 3
Sinopsis sebelumnya:
Fremont Clearesta, seorang penyihir berelemen air dari kediaman Clearesta, merupakan anak asuh dari kediaman tersebut. Ia pun mulai menceritakan awal mula keadaannya sebelum berada di kediaman tersebut yang ternyata adalah seorang warga pedalaman China di Desa Ling Qui dan bernama Lee Wang Xuemin, anak ketiga dari empat bersaudara keluarga Lee.
Cerita itu dimulai dari Xuemin yang sedang bermain di lapangan yang kemudian dijemput oleh kakak tertuanya, Lee Shen Ho, untuk segera pulang karena Ibunya yang hamil sedang menjalani persalinan. Namun, sesampainya di rumah, rumah yang seharusnya ramai oleh kakak kedua dan ayahnya yang sedang menunggu persalinan, tapi justru sepi seperti tanpa penghuni ...
PART 3
“BOO!!”
Shen-gege
terlihat terkejut kemudian menjaga jaraknya sedikit, “Ka ..kau . .”, ia
terlihat salah tingkah. Dan menghela nafas, lalu menghembuskannya. “Memangnya
kau tukang sirkus, apa?!”, bentaknya.
“Aww
atuutt ~ ! Shen-gege seram banget dech!”, katanya sambil menggenggam kedua
tangannya dan bertingkah layaknya cewek imut(?).
Wajah
Shen-gege terlihat sebal, “Kau . .. selain berbahaya dan menimbulkan
kesalahpahaman, juga bisa buat saus di rumah habis ..”, ia memalingkan
wajahnya.
“Ahahaha
iya iya, maaf deh. Habis seru sih lihat wajah kalian ahaha. Eh, tapi kali ini(?)
aku gak pake saus kok ..Ng? Xuemin?”, ia mengarahkan kepalanya ke arahku sambil
tetap bergelantungan.
Aku
menghampirinya, menyeret.
“BRUKK!”
Dan
kemudian menjatuhkannya.
“Aahh
.. Xue ..min ..”, ia mengusap-usap punggungnya, “ ..sebegitu ..nya kau sa ..”
“Kau
monyet ya?”
Suasana
menjadi hening.
Lee
Chyou(14), anak kedua Keluarga Lee yang sungguh sangat jauh berbeda dengan Si
anak pertama. Orangnya narsis, masocis, dan sering buat lelucon horor nan
garing. Ia menuruni bakat elemen yang sama denganku, air. Bukannya memperdalam
bakatnya, tapi ia justru lebih tidak peduli dan bermain-main, bahkan berhenti
dari pendidikan utama! Padahal bekerja pun tidak dilakukan juga!
*Masocis = Orang yang beranggapan bahwa tanda cinta berdasarkan perlakuan kasar yang didapat dari orang lain*
Haahh
.. kalau membicarakan ini, rasanya jadi ingin injak wajahnya saja deh, tapi nanti malah bikin dia senang. Sebenarnya,
bukan berarti aku membencinya sih, tapi kalau lihat dia, rasanya gak tenang
banget kalau diam saja.
“Xu-e-min!”,
Chyou-gege mendekatkan wajahnya padaku.
“Apa?”,
ketusku.
Raut
wajahnya berubah jadi seperti orang bodoh yang terlihat senang, “Bisa kau
katakan itu lagi padaku?”, ia menepuk kedua pundakku.
Dengan
refleks aku menepis tangannya dan menendangnya, kemudian berjalan menuju kamar
ibu.
“Xuemin!”
Aku
terhenti dan memalingkan wajah.
“That was The Best!”, katanya sambil
tersenyum dan mengacungkan jempol.
Merinding
dengan pernyataannya itu, aku langsung bergegas lari, Shen-gege pun
mengikutiku.
“Hey,
apa tadi tidak sedikit keterlaluan?”, bisiknya.
“Hah?
Tidak, tidak, tidak mungkin . .”, kataku sambil mengipas-ngipaskan satu
telapakku, “lihat! Dia saja terlihat senang tuh.”, aku menunjukkan jariku ke
arah Chyou-gege.
“Ng
..yah.. .”
“Zret
. .”, Ayah terlihat keluar dari kamar tempat ibu melahirkan.
“Ah,
tunggu di sini ya.”
Aku
mengangguk dan duduk di seberang pintu kamar.
Shen-gege
pun menanyakan keadaan ibu dan adik yang baru dilahirkan.
“Bagaimana
keadaannya?”, tanya Chyou-gege, kemudian ikut duduk disebelahku.
“Tidak
tau. Bukannya kau daritadi di rumah?”
“Hmm
tapi aku tidak diijinkan masuk, jadi ..”, ia memegangi dagunya dan melihat
sekeliling, lalu kembali melihatku, “sama sekali tidak tau.”, dan tersenyum
dengan bodohnya.
“Hahh?”,
aku memalingkan wajahku, “Yahh. .. gak heran sih..”
“.
. .”
“Apa?”
“Hmm?”,
wajahnya terlihat bingung, “ah! Padahal dulu kau manis sekali!”, ia langsung
memeluk dan mengusap-usap kepalaku. Namun, aku langsung mendorongnya.
“Apa sih . .”, kataku sambil
cemberut.
Beberapa menit kemudian, setelah
berbicara dengan ayah, Shen-gege menghampiri kami sedangkan ayah tersenyum pada
kami, kemudian pergi menuju dapur. “Ibu dan adik kita selamat. Tapi mereka
butuh istirahat, makanya untuk sekarang kita harus menunggu dulu.”
Mendengar
kalimat itu, kami berdua merasa lega.
“Laki-laki
atau perempuan?”, tanyaku.
“Kuharap
dia perempuan . .”, gumam Chyou-gege.
To be continue ...
Labels:
The Story of Lee Wang Xuemin
THE STORY OF LEE WANG XUEMIN/PART 2
Sinopsis sebelumnya:
Fremont Clearesta, anak tertua di kediaman Clearesta yang terkenal dengan penyihir berelemen air, memiliki dua adik, Lacia Clearesta dan Orion Clearesta. Berbeda dengan Fremont yang memang berelemen air, kedua adiknya justru seorang penyihir api dan seorang laki-laki salju. Namun, Fremont yang berelemen air bukanlah anak asli keturunan Clearesta.
PART 2
Suasana
lapangan yang tadinya hidup dan riang menjadi hening.
Ku
pikir aneh sekali kalau tiba-tiba suasananya jadi sepi begini, akhirnya ku coba
mengatakan sesuatu untuk memecah keheningan.
“Untung
saja kepalaku yang kena. Coba kalau wajah, pasti hidungku langsung hancur.”,
kataku sambil tersenyum.
“Ha
. .”, salah seorang temanku mencoba bicara, “harusnya di saat begini kau panik
karena kepalamu itu berdarah!”, ia langsung membalut kepalaku dengan ikat
kainnya.
“Benar,
apalagi setelah terbentur bola kencang yang terbuat dari jerami utuh!”, kata
temanku yang lain, lalu menarikku menuju tempat Shen-gege.
“Aku
benar-benar salut dengan ke optimisanmu . .”, kata temanku sambil mendorongku
dari belakang.
Akhirnya
6 orang lainnya ikut mendorongku menuju Shen-gege.
Tanpa
basa basi, Shen-gege pun langsung memberikanku intruksi bisu untuk segera
menaiki kudaku, lalu bergegas pulang.
“Katakan
pada Guru, aku pulang cepat!”, pamitku pada teman-temanku.
“Ya!
Hati-hati ya!”, balas mereka bersamaan.
Segera
ku pacu kudaku dan menyusul Shen-gege.
Shen-gege
atau Lee Shen Ho(17) adalah kakak pertamaku, bisa dibilang anak pertama
keluarga Lee. Berbeda dengan kakak keduaku dan aku, ia manusia normal, tidak
memiliki bakat sihir dari kedua orangtua kami. Maka dari itu, usai jenjang
pendidikannya, ia bekerja di administrasi pemerintahan ibu kota. Biasanya ia
berangkat kerja pagi dan sorenya menjemputku dari akademi. Tapi biarpun
terlihat biasa, orangtuaku sangat bangga padanya dan aku pun mengaguminya. Ia
termasuk orang yang bertanggung jawab dan perhatian, entah itu pada keluarga
ataupun orang lain. Ia juga orang yang jenius, makanya setelah pendidikannya
selesai, ia langsung direkrut untuk bekerja di pemerintahan, bahkan pernah
membuat pejabat di sana kagum pada pekerjaannya. Ahh.. . dia benar-benar sosok
teladanku!
“Shen-gege,
tumben sekali kau menjemputku siang begini. Ada apa?”
“Ah
uh, kau belum tau ya?!”, katanya terkejut.
Aku
menggelengkan kepala.
“Ternyata
memang hanya aku ya .. .”, gumamnya. “Mereka
bilang, hari ini ibu melahirkan, makanya hari ini kita pulang cepat.”, ia
memacu kudanya. “Ayo!”
“Uhm!”,
aku pun mengejarnya.
Dua jam kemudian, Kediaman Lee
Sesampainya
di depan rumah. Kami berdua merasa aneh, karena rumah terlihat sepi sekali.
“Zret
..”, Shen-gege membuka pintu.
Aneh,
sepi sekali seperti tidak ada orang di rumah. Padahal ini hari lahirnya adikku,
biasanya kan ribut, pikirku.
Perlahan
Shen-gege dan aku pun berjalan memasuki rumah menuju kamar ibu, sambil melihat
sekeliling ruangan.
Ruang
tamu, ruang keluarga, dan dapur . . semua kosong. Khawatir dengan apa yang
terjadi, kami bergegas ke kamar ibu yang berada di ujung rumah.
Ketika
hampir sampai, kami melihat seseorang bergelantung di langit-langit dengan
sekujur tubuh terluka dan berdarah, juga
tanpa tanda-tanda pergerakan sedikitpun.
“Chyou
. ..gege . ..?”, bisikku. Namun, ia tetap diam.
Shen-gege
terlihat panik dan langsung berlari kemudian menyigap orang tersebut, “Chyou?!”,
Shen-gege yang tidak menerima respon apapun, memanggilnya lagi, “Chy ..”, belum
selesai ia bicara tiba-tiba ..
To be continue ...
Labels:
The Story of Lee Wang Xuemin
Saturday, 5 May 2012
C++: Jawaban Kuis 3
Tralalala ... ~
Kembali pada gue, dengan post-postan yang biasanya gak bermutu dan isinya dear diary, namun kali ini gue menampilkan post yang "setidaknya sedikit" bermutu. Seenggaknya biar gue keliatan kayak anak rajin dan pinter gitu. Yahh emang sebenernya gue pinter sih *optimis tingkat akut*.
Daripada minder? Tralalala ~
Kata orang psikolog, kita adalah apa yang kita pikirkan, makanya buat yang sampe sekarang masih suka minder atau nganggep diri lebih rendah dari orang lain, berarti kalian adalah orang yang rugi. Toh, tiap manusia diciptakan sama-sama pinter, tinggal bagaimana kita menjaga dan mengolahnya.
Tapi, bukan berarti gue suka dipuji ama orang lain atau bukan berarti gue mau direndahin juga. Gue cuma suka muji diri sendiri karena memuji diri sendiri itu lebih menyenangkan dan efeknya lebih besar Nananana ~
Oke, back to the topic, judulnya aja "C++: Jawaban Kuis 3", sesuai dengan judulnya, kali ini gue mau ngebahas kuis tadi pagi. Mungkin sebagian besar pada bilang gue rajin, padahal mah gue cuma penasaran daaannn karena gue dapet libur 4 hariiiiii *sebelum UTS* makanya gue bebaaaaaaassss *untuk sementara* plus setidaknya gue gak perlu belajar terlalu intensif buat UTS C++ nanti *udah dicicil gitu*.
Sebenarnya, gue lupa 1 soal tentang perulangan tuh disuruh outputnya kayak apa dan urut-urutan soalnya, jadi gue ngarang aja, biar pas gitu ada 10 jawaban hehehe ... Btw tadi gue baru inget kalo ada yang outputnya piramid miring tapi tengahnya bolong, jadi gue bikin lagi satu, makanya sekarang totalnya jadi 11 hehehe ...
1. Perulangan Piramida
Link download file *.cpp: http://upload.ugm.ac.id/495PIRABEBE.CPP
2. Perulangan Piramida Terbalik
Link download file *.cpp: http://upload.ugm.ac.id/850PRA2BEBE.CPP
3. Perulangan Piramida Miring Kiri
Link download file *.cpp: http://upload.ugm.ac.id/844PRA3BEBE.CPP
4. Perulangan Piramida Miring Kanan
Link download file *.cpp: http://upload.ugm.ac.id/499PRA5BEBE.CPP
5. Perulangan Piramida Miring Kanan Tengah Kosong
Link download file *.cpp: http://upload.ugm.ac.id/587PRA6BEBE.CPP
6. Perulangan Kipas(?)
Link download file *.cpp: http://upload.ugm.ac.id/337PRA4BEBE.CPP
7. Matriks Penjumlahan (2 x 2)
Link download file *.cpp: http://upload.ugm.ac.id/441TAMBAHBE.CPP
8. Matriks Pengurangan (2 x 2)
Link download file *.cpp: http://upload.ugm.ac.id/555KURANGBE.CPP
9. Matriks Transpose (2 x 2)
Link download file *.cpp: http://upload.ugm.ac.id/130TRANBEBE.CPP
10. Matriks Invers (2 x 2)
Link download file *.cpp: http://upload.ugm.ac.id/52BATMAN.cpp
11. Matriks Perkalian (2 x 2)
Link download file *.cpp: http://upload.ugm.ac.id/85kalibebek.cpp
Oke, semoga postingan ini bermanfaat buat kita. Btw, itu emang masih gak rapi dan karena gue males ngerapiinnyaaa, yang mau edit mah silahkeuun, yang enggak, juga gakpapa. Yaudah deh, postingannya sampai sini dulu yo, gue ngantuk eh jam segini ...
Labels:
Kuliah
Thursday, 3 May 2012
DEAR DIARY, jadi gak enak ..
Yak, kembali lagi dengan ekika di post tentang diary yang tak fenomenal, namun akurat dan terpercaya berdasarkan kisah nyata sang penulis *yaiyalah, judulnya aja diary*
Oke, kali ini judulnya, "jadi gak enak ...".
Sebagian besar orang-orang yang melihat atau bahkan mendengar kata-kata ini biasanya akan mengucapkan, "gak enak? kasih kucing aja", tapi Anda jangan salah! Kucing pun belum tentu mau yang gak enak-gak enak, bahkan terkadang makanan yang menurut kita enak pun, kucing gak suka! *nah lho*
Karena pembicaraan mulai ngawur, gue balik ke pembicaraan sebenarnya. Maksud dari "gak enak" ini bukan makanan, bukan lagu, atau bahkan gak enak-gak enak secara eksplisit. Gak enak di sini maksudnya sama seseorang atau sekumpulan orang tertentu.
Kisah bermula saat gue masuk kuliah, atau mungkin SMA, SMP, SD, atau TK? *gue juga lupa*. Dari dulu, gue emang agak sulit menghapal nama-nama orang, kalo muka, okelah gampang gue apalin, tapi enggak buat nama.
Yah, mending kalo susah ngapalin nama orang, trus untuk seterusnya bakal inget tuh nama orang-orang. Boro-boro, ini mah udah ngapalin nama orang susyah, bukan gampang inget nama orang-orangnya, tapi gampang lupainnya juga =='
Gue jadi heran deh, orang-orang kok pada bisa ya, gampang gitu ngapalin nama-nama orang, trus ingetnya juga lama, kenapa bisa begitu ya? Apa gue yang aneh ya?
Kata ibu gue dan orang-orang sekitar gue, gue itu tipikal orang yang cuek, tapi menurut gue enggak ah. Masa lupa ama orang dibilang cuek, emang gue beneran lupa kok! *namanya aja* DX
Misal, kayak kejadian tadi nih, gue ketemu orang di mushola MM, ya, gue ngeliat dia, dia senyum sambil seolah bilang "hai" gitu ke gue, tapi sambil telpon!
Nah, kan terjadi kejolak di pikiran gue, "Nih orang lagi telpon atau lagi nyapa gue ya? Tapi mukanya gue kenal kok, gue senyumin gak ya? Tapi dia lagi telpon ..."
Trus dia tanya, "Eh, anak 71 kan? Satu SMA kan sama gue?", dalem pikiran gue bilang, "Ohh, ternyata bener dia nyapa gue ...siapa ya namanya ... *inget-inget nama*"
Dan gue jawab, "I .. ya?" sambil *mungkin terlihat* menampilkan wajah bingung *padahal sih gue lagi mikir* trus dia bilang lagi, "Ohh iya bener, mungkin *sambil nunjuk gue* lupa kali, ya hehehe", dan dia pergi buat ngambil wudhu. Dalem ati gue bilang, "Enggak kok! Gue gak lupa, emang lo satu SMA ama gue!" dan gue berbalik buat sholat.
Karena kejadian tadi, akhirnya sepanjang gue di MM dan perjalanan sampai pulang kepikiran terus tuh orang siapa. Daaaannn sepertinya gue inget *sepertinya*, dia itu gue lupa sih dia IPA atau IPS, tapi kayaknya sih IPA, soalnya kalo anak IPS biasanya gue rada cepet hapal, atau anak IPS ya? tapi IPS awal? Ah, tau deh gue lupa, tapi yang gue "iyain" itu, di 71 cuma dia yang bisa nari bali. Ya, yang gue inget pastinya itu. Nah, kan setidaknya gue sudah berusaha untuk mengingatnya *slapp*.
Sayangnya, itu cuma 1 contoh, sedangkan yang gue alamin itu sekitar 4 atau bahkan lebih, kejadian kayak gitu, dan dari semuanya ada yang inget ama yang enggak, tapi kebanyakan gak inget, ato malah yang inget paling cuma 1 atau 2 orang ...
Jadi, heran. gimana ya cara buat nginget orang-orang dalam jangka waktu yang lama? Hmmm ...
Btw gue punya berita bagus nih *mungkin cuma buat gue*, mur kacamata gue baru lho! Ohohoho dari hari senen kemaren mur-nya ilang sih, heran juga cuma murnya aja yang ilang. Daaannn gak cuma itu! kacamata gue tadi sekalian dibersihin kacanya pake pembersih khusus kacamata ama mbak-mbaknya tadi, dan hasilnya! WHOLE NEW WORLD!
Oh! Apakah ini pemandangan yang selalu dilihat oleh orang-orang yang bermata normal? Bener-bener High Definition! Padahal gue juga punya pembersih kayak gitu, tapi rada males buat ngebersihinnya kadang-kadang *slapp*.
Oke, sekian dari diary kali ini, semoga pelupa gue bisa ilang deh, amin :)
Labels:
Diary