Sinopsis sebelumnya:
Fremont Clearesta, anak tertua di kediaman Clearesta yang terkenal dengan penyihir berelemen air, memiliki dua adik, Lacia Clearesta dan Orion Clearesta. Berbeda dengan Fremont yang memang berelemen air, kedua adiknya justru seorang penyihir api dan seorang laki-laki salju. Namun, Fremont yang berelemen air bukanlah anak asli keturunan Clearesta.
PART 2
Suasana
lapangan yang tadinya hidup dan riang menjadi hening.
Ku
pikir aneh sekali kalau tiba-tiba suasananya jadi sepi begini, akhirnya ku coba
mengatakan sesuatu untuk memecah keheningan.
“Untung
saja kepalaku yang kena. Coba kalau wajah, pasti hidungku langsung hancur.”,
kataku sambil tersenyum.
“Ha
. .”, salah seorang temanku mencoba bicara, “harusnya di saat begini kau panik
karena kepalamu itu berdarah!”, ia langsung membalut kepalaku dengan ikat
kainnya.
“Benar,
apalagi setelah terbentur bola kencang yang terbuat dari jerami utuh!”, kata
temanku yang lain, lalu menarikku menuju tempat Shen-gege.
“Aku
benar-benar salut dengan ke optimisanmu . .”, kata temanku sambil mendorongku
dari belakang.
Akhirnya
6 orang lainnya ikut mendorongku menuju Shen-gege.
Tanpa
basa basi, Shen-gege pun langsung memberikanku intruksi bisu untuk segera
menaiki kudaku, lalu bergegas pulang.
“Katakan
pada Guru, aku pulang cepat!”, pamitku pada teman-temanku.
“Ya!
Hati-hati ya!”, balas mereka bersamaan.
Segera
ku pacu kudaku dan menyusul Shen-gege.
Shen-gege
atau Lee Shen Ho(17) adalah kakak pertamaku, bisa dibilang anak pertama
keluarga Lee. Berbeda dengan kakak keduaku dan aku, ia manusia normal, tidak
memiliki bakat sihir dari kedua orangtua kami. Maka dari itu, usai jenjang
pendidikannya, ia bekerja di administrasi pemerintahan ibu kota. Biasanya ia
berangkat kerja pagi dan sorenya menjemputku dari akademi. Tapi biarpun
terlihat biasa, orangtuaku sangat bangga padanya dan aku pun mengaguminya. Ia
termasuk orang yang bertanggung jawab dan perhatian, entah itu pada keluarga
ataupun orang lain. Ia juga orang yang jenius, makanya setelah pendidikannya
selesai, ia langsung direkrut untuk bekerja di pemerintahan, bahkan pernah
membuat pejabat di sana kagum pada pekerjaannya. Ahh.. . dia benar-benar sosok
teladanku!
“Shen-gege,
tumben sekali kau menjemputku siang begini. Ada apa?”
“Ah
uh, kau belum tau ya?!”, katanya terkejut.
Aku
menggelengkan kepala.
“Ternyata
memang hanya aku ya .. .”, gumamnya. “Mereka
bilang, hari ini ibu melahirkan, makanya hari ini kita pulang cepat.”, ia
memacu kudanya. “Ayo!”
“Uhm!”,
aku pun mengejarnya.
Dua jam kemudian, Kediaman Lee
Sesampainya
di depan rumah. Kami berdua merasa aneh, karena rumah terlihat sepi sekali.
“Zret
..”, Shen-gege membuka pintu.
Aneh,
sepi sekali seperti tidak ada orang di rumah. Padahal ini hari lahirnya adikku,
biasanya kan ribut, pikirku.
Perlahan
Shen-gege dan aku pun berjalan memasuki rumah menuju kamar ibu, sambil melihat
sekeliling ruangan.
Ruang
tamu, ruang keluarga, dan dapur . . semua kosong. Khawatir dengan apa yang
terjadi, kami bergegas ke kamar ibu yang berada di ujung rumah.
Ketika
hampir sampai, kami melihat seseorang bergelantung di langit-langit dengan
sekujur tubuh terluka dan berdarah, juga
tanpa tanda-tanda pergerakan sedikitpun.
“Chyou
. ..gege . ..?”, bisikku. Namun, ia tetap diam.
Shen-gege
terlihat panik dan langsung berlari kemudian menyigap orang tersebut, “Chyou?!”,
Shen-gege yang tidak menerima respon apapun, memanggilnya lagi, “Chy ..”, belum
selesai ia bicara tiba-tiba ..
To be continue ...
0 comments:
Post a Comment