Welcome to my blog, hope you enjoy reading
RSS

Monday, 7 May 2012

THE STORY OF LEE WANG XUEMIN/PART 2


Sinopsis sebelumnya:

Fremont Clearesta, anak tertua di kediaman Clearesta yang terkenal dengan penyihir berelemen air, memiliki dua adik, Lacia Clearesta dan Orion Clearesta. Berbeda dengan Fremont yang memang berelemen air, kedua adiknya justru seorang penyihir api dan seorang laki-laki salju. Namun, Fremont yang berelemen air bukanlah anak asli keturunan Clearesta.

PART 2

Suasana lapangan yang tadinya hidup dan riang menjadi hening.

Ku pikir aneh sekali kalau tiba-tiba suasananya jadi sepi begini, akhirnya ku coba mengatakan sesuatu untuk memecah keheningan.

“Untung saja kepalaku yang kena. Coba kalau wajah, pasti hidungku langsung hancur.”, kataku sambil tersenyum.

“Ha . .”, salah seorang temanku mencoba bicara, “harusnya di saat begini kau panik karena kepalamu itu berdarah!”, ia langsung membalut kepalaku dengan ikat kainnya.

“Benar, apalagi setelah terbentur bola kencang yang terbuat dari jerami utuh!”, kata temanku yang lain, lalu menarikku menuju tempat Shen-gege.

“Aku benar-benar salut dengan ke optimisanmu . .”, kata temanku sambil mendorongku dari belakang.

Akhirnya 6 orang lainnya ikut mendorongku menuju Shen-gege.

Tanpa basa basi, Shen-gege pun langsung memberikanku intruksi bisu untuk segera menaiki kudaku, lalu bergegas pulang.

“Katakan pada Guru, aku pulang cepat!”, pamitku pada teman-temanku.

“Ya! Hati-hati ya!”, balas mereka bersamaan.

Segera ku pacu kudaku dan menyusul Shen-gege.

Shen-gege atau Lee Shen Ho(17) adalah kakak pertamaku, bisa dibilang anak pertama keluarga Lee. Berbeda dengan kakak keduaku dan aku, ia manusia normal, tidak memiliki bakat sihir dari kedua orangtua kami. Maka dari itu, usai jenjang pendidikannya, ia bekerja di administrasi pemerintahan ibu kota. Biasanya ia berangkat kerja pagi dan sorenya menjemputku dari akademi. Tapi biarpun terlihat biasa, orangtuaku sangat bangga padanya dan aku pun mengaguminya. Ia termasuk orang yang bertanggung jawab dan perhatian, entah itu pada keluarga ataupun orang lain. Ia juga orang yang jenius, makanya setelah pendidikannya selesai, ia langsung direkrut untuk bekerja di pemerintahan, bahkan pernah membuat pejabat di sana kagum pada pekerjaannya. Ahh.. . dia benar-benar sosok teladanku!

“Shen-gege, tumben sekali kau menjemputku siang begini. Ada apa?”

“Ah uh, kau belum tau ya?!”, katanya terkejut.

Aku menggelengkan kepala.

“Ternyata memang hanya aku ya  .. .”, gumamnya. “Mereka bilang, hari ini ibu melahirkan, makanya hari ini kita pulang cepat.”, ia memacu kudanya. “Ayo!”

“Uhm!”, aku pun mengejarnya.

Dua jam kemudian, Kediaman Lee

Sesampainya di depan rumah. Kami berdua merasa aneh, karena rumah terlihat sepi sekali.

“Zret ..”, Shen-gege membuka pintu.

Aneh, sepi sekali seperti tidak ada orang di rumah. Padahal ini hari lahirnya adikku, biasanya kan ribut, pikirku.

Perlahan Shen-gege dan aku pun berjalan memasuki rumah menuju kamar ibu, sambil melihat sekeliling ruangan.

Ruang tamu, ruang keluarga, dan dapur . . semua kosong. Khawatir dengan apa yang terjadi, kami bergegas ke kamar ibu yang berada di ujung rumah.

Ketika hampir sampai, kami melihat seseorang bergelantung di langit-langit dengan sekujur tubuh terluka dan berdarah,  juga tanpa tanda-tanda pergerakan sedikitpun.

“Chyou . ..gege . ..?”, bisikku. Namun, ia tetap diam.

Shen-gege terlihat panik dan langsung berlari kemudian menyigap orang tersebut, “Chyou?!”, Shen-gege yang tidak menerima respon apapun, memanggilnya lagi, “Chy ..”, belum selesai ia bicara tiba-tiba ..

To be continue ...

0 comments:

Post a Comment