Welcome to my blog, hope you enjoy reading
RSS

Sunday, 7 November 2010

ARTIKEL BENCANA GUNUNG MERAPI







Keanehan di Letusan Merapi 
Senin, 1 Nopember 2010 | 08:44 WIB
Sejak dini hari tadi sudah menggugurkan lava sebanyak 16 kali

LETUSAN Gunung Merapi tahun ini sangat berbeda dengan letusan yang terjadi pada 2006, 2001, dan 1997. Ada yang tidak biasa pada letusan kali ini. "Memang, Merapi tahun ini aneh," Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana, Kementerian ESDM, Surono, Senin (1/11).

Keanehan itu terlihat pada saat letusan besar kedua yang terjadi pada Minggu dini hari 31 Oktober 2010. Merapi mengeluarkan suara. Suara dentuman yang keras yang membuat semua orang panik. Termasuk tentara, polisi, petugas evakuasi, apalagi pengungsi. Semua panik. "Dalam sejarahnya, Merapi memang tidak pernah mengeluarkan suara dentuman," ujar Surono.

Apa penyebabnya? Menurut Surono, itu adalah proses eksplosif biasa. Dan suara keras itu diduga berasal dari kandungan gas yang terkandung dalam magma di perut Merapi. Surono mengakui, karakter Merapi itu bukan seperti gunung berapi lainnya yang mengeluarkan suara seperti petasan saat meletus.

Apakah ini karena energi yang sangat besar terkandung di dalam Merapi? "Saya sudah prediksi sejak awal, energi Merapi kali ini memang lebih besar dari 1997, 2001, dan 2006. Apakah ini salah satu bentuknya? Saya belum bisa pastikan," Surono menjelaskan.

Bencana Merapi yang terjadi pada Selasa 26 Oktober 2010 petang, sekitar pukul 18.02 WIB, menewaskan 34 orang termasuk Redaktur Senior VIVAnews.com, Yuniawan Wahyu Nugroho. Saat ini, jumlah pengungsi letusan gunung Merapi sekitar 29 ribu orang yang terbagi di 28 titik tempat penampungan akhir (TPA).
Maka itu, Surono kembali mengingatkan pemerintah daerah setempat untuk bersikap tegas kepada warga pengungsi. Area 10 kilometer dari puncak Merapi harus steril.

"Jangan sampai ada warga yang naik lagi ke atas untuk mencari makan buat ternaknya. Kondisi Merapi ini bukan lari jarak pendek. Kami ingin mencapai finish yang baik," kata Surono memberi analogi.
Sejak Senin (1/11) dini hari tadi hingga sekitar pukul enam pagi, Merapi sudah menggugurkan lava sebanyak 16 kali. "Selain guguran lava, sudah ada fase kegempaan sebanyak dua kali," kata Surono.

Menurut Surono, status Merapi masih Awas dan membahayakan. Berbeda dengan sehari sebelumnya, sejak dini hari hingga pagi ini, Merapi tidak mengeluarkan awan panas ‘wedhus gembel’ dan gempa dengan frekuensi rendah.

Kondisi ini berbeda dengan sehari sebelumnya. Selama satu hari penuh pada 31 Oktober kemarin, telah terjadi 33 kali kegempaan di Merapi. Kemudian, guguran lava terjadi sebanyak 166 kali.

"Ada gempa vulkanik empat kali. Dan yang baru muncul ini adalah gempa frekuensi rendah sebanyak 22 kali," uajr Sorono. Gempa frekuensi rendah itu tidak terasa oleh penduduk. Karena memang frekuensinya sangat rendah.

Gempa frekuensi rendah ini baru muncul selama Merapi berstatus Awas. Ini adalah aktivitas baru Merapi. "Dan tidak membahayakan," kata dia.






 Komentar Saya:

Berdasarkan artikel ini maupun artikel lainnya yang saya baca tentang bencana merapi tahun ini. ya, memang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. menurut saya ada kemungkinan merapi akan meletuskan lavanya lebih besar lagi :( dan saya sarankan kepada pemerintah untuk selalu waspada terhadap gunung yang satu ini dan menjaga masing-masing tempat pengungsian agar tidak ada warga yang kembali lagi ke lereng merapi.

0 comments:

Post a Comment